Aku baru saja terlelap dalam tidurku ketika samar kudengar suara sms berbunyi dari hpku. Kuambil dan kulihat pengirimnya tertulis "bundaku". Kulirik jam di dinding, 22.10. Ada apa nih? Dengan mata setengah melek, aku membaca tulisan yang cuma satu kalimat "Nik, katanya Dewa meninggal karena kecelakaan". Aku langsung duduk. Kupandangi sekali lagi kata demi kata layar di hpku...dan tulisan itu masih tidak berubah. Aku mulai berpikir...Dewa yang mana ya? Duegh....aku lalu teringat keponakanku di Malang yang bernama Dewa dan baru berusia 9..ato 10 ya? Sekitar itu lah...Jangan2.....Langsung saja aku pencet no ibundaku dan kudengar suara yang selalu kurindukan. Ibu....Dewanya mbak Anita? langsung saja kuajukan pertanyaan itu. Bukan, jawabnya. kuucapkan Allhamdulilah dalam batinku. Trus siapa dong? aku masih penasaran..Jawab ibuku: Dewanya Ari (fyi: Ari itu adik sepupuku). Sebenarnya aku tidak kenal dengan Dewa. Bahkan bertemu muka pun tak pernah. Aku cuma sering dengar cerita tentang dia dari ibuku atau adikku yang lain. Tapi entah kenapa aku ikut merasa sedih dengan kepergiannya yang tiba-tiba. Mungkin karena usianya yang masih muda (<> Tapi yang aku yakin adalah bahwa kepergian laki2 muda ini membawa kesedihan bagi yang dia tinggalkan (atau dia juga merasa sedih???). Perasaan sedih, kecewa, menyesal, menghantui keluarganya, teman2nya, sahabatnya, peliharaannya, bahkan orang2 yang hanya pernah mendengar ceritanya seperti aku ini. Pertanyaan demi pertanyaan seakan bermunculan tanpa jawaban. Puncak dari segalanya adalah MENYESAL setelah kehilangan. Menyesal kenapa dulu tidak memperhatikan dia lebih ........ Menyesal kenapa dulu tidak mengenal dia lebih dekat.... Menyesal kenapa dulu tidak memberikan padanya yang terbaik ...... Menyesal kenapa dulu tidak..................... Penyesalan memang selalu datang terlambat......tetapi tidak harus!!!!!!! Biarlah cerita tentang Dewa ini menjadi pengingat bagi yang masih hadir di dunia ini, untuk selalu memberikan yang terbaik buat yang terkasih dan tersayang sebelum semuanya terlambat.